Menurut kalian apakah yang dimaksud dengan pertentangan sosial? Menurut beberapa penelitian, pertentangan sosial sering kita temui di dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok yang satu dengan individu atau kelompok yang lainnya. Misalnya saja tawuran, perilaku tersebut sangat sering terjadi dikalangin pelajar maupun warga masyarakat. Biasanya didasari oleh perbedaan kepentingan dan keinginan individu atau kelompok untuk menguasai hal-hal tertentu.
Sebagai makhluk sosial pastinya kita saling membutuhkan satu sama lainnya. Mulai itu dari lingkup yang terkecil yaitu keluarga sampai dengan lingkup yang terbesar masyarakat. Meskipun kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan, namun sering kali juga terjadi pertentangan sosial. Dimana pertentangan sosial disini adalah disebabkan karena adanya koflik-konflik antar dua orang atau lebih (masyarakat).
Apakah pertentangan sosial berkaitan dengan integrasi masyarakat?
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Pengertian Kepentingan
Perbedaan
kepentingan adalah suatu hal yang dimiliki atau yang timbul dalam diri manusia
itu sendiri, hal tersebut dapat menjadi ciri khas dari seseorang. Contohnya ada
anak yang bisa belajar bila sambil mendengarkan musik, ada juga yang dapat
belajar hanya dalam ruangan sunyi
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya, sama halnya dengan
konflik. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Banyak
rakyat dan pemimpin negara yang mempunyai argumen masing-masing untu
kepentingannya. Namun Kadang juga secara terioristis, perbedaan kepentingan
dapat menimbulkan masalah yang besar bagi orang yang melakukanya. Dipandang
sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada
tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi.
Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya
dengan stres. Ada pun dibawah ini yang merupakan bagian dari faktor penyebab
konflik :
1. Perbedaan individu, yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu
atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat.
Namun
dibalik konflik tersebut terdapat sebuah Lubang hitam yang begitu besar yang
bisa menghantui siapa saja , dibawah ini merupakan akibat dari konflik :
1.
meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
Diskriminasi
Merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan
ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat
manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan
yang lain.
Ketika
seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku,
antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi
fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi
1.
Diskriminasi
langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan
karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan
menghambat adanya peluang yang sama.
2.
Diskriminasi
tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi
diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi ditempat kerja
Diskriminasi dapat
terjadi dalam berbagai macam bentuk:
dari struktur upah,
cara penerimaan karyawan,
strategi yang
diterapkan dalam kenaikan jabatan, atau
kondisi kerja secara
umum yang bersifat diskriminatif.
Diskriminasi di tempat
kerja berarti mencegah seseorang memenuhi aspirasi profesional dan pribadinya
tanpa mengindahkan prestasi yang dimilikinya.
Teori
statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat
mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha
cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata,
seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali
diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih
rendah.
Etnosentrisme
Cenderung
memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur
budaya asing dengan budayanya sendiri. “ ( The Random House Dictionary ).
Ada
satu suku Eskimo yang menyebut diri mereka suku Inuit yang berarti “penduduk
sejati” [Herbert, 1973, hal.2]. Sumner menyebutkan pandangan ini sebagai
etnosentrisme, yang secara formal didefinisikan sebagai “pandangan bahwa
kelompoknya sendiri” adalah pusat segalanya dan semua kelompok lain
dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok tadi [Sumner, 1906,
hal.13]. Secara kurang formal etnosentrisme adalah kebiasaan setiap kelompok
untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik.
Etnosentrisme
terjadi jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak
bercampur dengan kebudayaan lain. Porter dan Samovar mendefinisikan etnosentrisme
seraya menuturkan, “Sumber utama perbedaan budaya dalam sikap adalah
etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain secara tidak sadar
dengan menggunakan kelompok kita sendiri dan kebiasaan kita sendiri sebagai
kriteria untuk penilaian. Makin besar kesamaan kita dengan mereka, makin dekat
mereka dengan kita; makin besar ketidaksamaan, makin jauh mereka dari kita.
Kita cenderung melihat kelompok kita, negeri kita, budaya kita sendiri, sebagai
yang paling baik, sebagai yang paling bermoral.”
Etnosentrisme
membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik-buruknya kebudayaan
lain dalam proporsi kemiripannya dengan budaya kita. Ini dinyatakaan dalam
ungkapan : “orang-orang terpilih”, “progresif”, “ras yang unggul”, dan
sebagainya. Biasanya kita cepat mengenali sifat etnosentris pada orang lain dan
lambat mengenalinya pada diri sendiri.
Sebagian
besar, meskipun tidak semuanya, kelompok dalam suatu masyarakat bersifat
etnosentrisme. Semua kelompok merangsang pertumbuhan etnosentrisme, tetapi
tidak semua anggota kelompok sama etnosentris. Sebagian dari kita adalah sangat
etnosentris untuk mengimbangi kekurangan-kekurangan kita sendiri. Kadang-kadang
dipercaya bahwa ilmu sosial telah membentuk kaitan erat antara pola kepribadian
dan etnosentrisme.
Kecenderungan
etnosentrisme berkaitan erat dengan kemampuan belajar dan berprestasi. Dalam
buku The Authoritarian Personality, Adorno (1950) menemukan bahwa orang-orang
etnosentris cenderung kurang terpelajar, kurang bergaul, dan pemeluk agama yang
fanatik. Dalam pendekatan ini, etnosentrisme didefinisikan terutama sebagai
kesetiaan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri
disertai prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa lain. Yang artinya orang
yang etnosentris susah berasimilasi dengan bangsa lain, bahkan dalam proses
belajar-mengajar.
Etnosentrisme
akan terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai
peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya
bermuara pada prestasi. Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan
perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana
pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok
semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.
Etnosentrisme mungkin memiliki daya tarik karena faham tersebut mengukuhkan kembali “keanggotaan” seseorang dalam kelompok sambil memberikan penjelasan sederhana yang cukup menyenangkan tentang gejala sosial yang pelik. Kalangan kolot, yang terasing dari masyarakat, yang kurang berpendidikan, dan yang secara politis konservatif bisa saja bersikap etnosentris, tetapi juga kaum muda, kaum yang berpendidikan baik, yang bepergian jauh, yang berhaluan politik “kiri” dan yang kaya [Ray, 1971; Wilson et al, 1976]. Masih dapat diperdebatkan apakah ada suatu variasi yang signifikan, berdasarkan latar belakang sosial atau jenis kepribadian, dalam kadar etnosentris seseorang.
Macam – macam Golongan
dan Integrasi Sosial
1.
Masyarakat Majemuk dan Nasion Indonesia
Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang
terdiri dari beberapa suku bangsa/golongan sosial yang dipersatukan oleh
kekuatan nasional, yaitu berwujud negara indonesia.
2.
Integrasi
Penduduk Indonesia yang
menempati wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem
kebudayaan, tetapi banyak sistem kebudayaan. Berikut adalah sistem yang berlaku
di Indonesia :
o
Sistem Kebudayaan Daerah
o
Sistem Kebudayaan Agama seperti Islam, Kristen,
Hindu dan Budha
o
Sistem Kebudayaan Nasional
o
Sistem Kebudayaan Asing seperti Cina, Arab
dan Eropa
Keempat sistem diatas merupakan unsur
dari kebudayaan nasional. Karena itu harus memperjelas dalam hubungan antara :
1. Kebudayaan
atau Kekuatan nasional dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah
2. Kebudayaan
suku-suku bangsa/daerah dengan kebudayaan suku-suku bangsa/daerah lain
Variabel-variabel lain yang dapat menjadi
penghambat dalam integrasi yaitu :
Ø Klaim/Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
Ø Isu
asli tidak asli
Ø Isu
agama
Ø Prasangka
dan Ethnosentrisme
Integrasi Sosial
Integrasi sosial
(integrasi masyarakat) dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota
masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga dan masyarakat secara
keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya
konsesus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.
Integrasi Nasional
Pengertian menurut beberapa tokoh, yaitu :
·
Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses
penyatuan sebuah bangsa yang meliputi seluruh aspek kehidupannya, yakni aspek
politik, sosial, ekonomi serta budaya.
·
Howard Wriggins
Integrasi nasional merupakan
penyatuan bagian yang terpisah dari masyarakat menjadi kesatuan/keseluruhan
yang lebih utuh atau memadukan seluruh masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.
·
Myron Weiner
Integrasi nasional merupakan proses
dari bermacam kelompok sosial dan budaya ke dalam satu wilayah, dalam membentuk
indentitas nasional.
·
J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional merupakan cara
bagaimana kelestarian dalam persatuan nasional dalam arti luas bisa didamaikan
dengan hak dalam menentukan nasib sendiri.
·
Safroedin Bahar
Integrasi nasional mempunyai arti
membuat atau menyempurnakan dengan jalan menyatukan bermacam unsur-unsur bangsa
yang awalnya terpisah-pisah.
Integrasi Nasional adalah
merupakan masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia,
yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
1. Beberapa
Permasalahan Integrasi Nasional
Permasalahan utama yang
dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah adanya cara pandang yang berbeda
tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain
masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan
ideologi.
Permasalahan yang kedua
yaitu permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang
terdiri dari berbagai kelompok etnis lain diantara penduduk pribumi maupun
keturunan asing. Menurut Harsya Bachtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa
yang ada di daerah merupakan
nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelumnation Indonesia
diproklamasikan. Mereka memilih ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri
suatu nation.
Permasalahan ketiga adalah
masalah teritorial daerah yang sering kali berjarak cukup jauh. Lebih-lebih
Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua
benua dan dua samudera. Kondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas
kelompok etnis tertentu.
Permasalahan keempat
ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan partai politik. Permasalahan politik di
Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. Charles Lear’s
Taylor dan Michael C. Hudson mencatat beberapa indikator pertentangan politik
di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, meningkatnya angka
kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekutif yang bersifat
reguler.
2. Upaya
Pendekatan
Di samping perbedaan
golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan
sistem silang menyilang. Usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperkecil dan
menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain :
1. Menggali
kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
2. Melalui
jalur-jalur formal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi
seluruh warga negara dan pendidikan formal lainnya.
3. Integrasi
Nasional dalam Perspektif
Disamping itu berpedoman
pada teori Walter T. Martin yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan
golongan mempunyai dua kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konflik
(disintegrasi) atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi
masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi.
Namun demikian integrasi
nasional sebagai salah satu cita-cita nasional maupun cita-cita negara akan
dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan potensi
masyarakat untuk mendukung agar berintegrasi sendiri secara alamiah dengan
sistem Cross cutting affiliation.
Komentar
Posting Komentar